JAKARTA, IDX (CVTOGEL) — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia berhasil ditutup menguat pada perdagangan [Simulasi: Selasa, 9 Desember 2025], meskipun sentimen pasar global masih diselimuti sikap ‘wait and see’ terhadap arah kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). IHSG ditutup di level [Simulasi: 7.350,25], naik signifikan [Simulasi: 0,65%] dari penutupan sebelumnya.
Penguatan ini menunjukkan resilensi pasar modal domestik yang didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat, meskipun masih sensitif terhadap sinyal moneter dari Washington.
I. Sektor Pendorong dan Capaian Teknis IHSG
Penguatan IHSG didorong oleh aksi beli yang masif dari investor domestik, terutama di sektor-sektor utama:
Sektor Keuangan: Saham-saham Big Cap perbankan menjadi motor penggerak utama, setelah rilis laporan keuangan [Simulasi: Kuartal III] yang positif.
Sektor Bahan Baku: Didorong oleh naiknya harga komoditas (seperti nikel dan batu bara) di pasar global, meskipun kekhawatiran resesi masih ada.
Aksi Asing Cautious: Meskipun IHSG menguat, investor asing cenderung net sell tipis, menggarisbawahi kehati-hatian mereka sambil menunggu keputusan The Fed.
II. Sentimen Global: Menanti Kepastian Suku Bunga
Sikap ‘wait and see’ yang melingkupi pasar global dipicu oleh ketidakpastian mengenai kapan The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuannya.
Data Inflasi AS: Investor masih mencerna data inflasi AS terbaru yang menunjukkan perlambatan, namun pasar khawatir The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama (higher for longer) untuk memastikan inflasi benar-benar terkendali.
Dampak IHSG: Keputusan The Fed sangat vital karena memengaruhi arus modal (capital outflow) dari negara berkembang. Harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga telah berakhir memberikan dorongan positif, tetapi investor tidak ingin bertindak agresif sebelum ada konfirmasi resmi.
“IHSG ditopang oleh fundamental domestik yang solid. Namun, tekanan eksternal dari The Fed tetap menjadi ‘bayangan’ utama. Kami melihat technical rebound ini adalah kesempatan window dressing di akhir tahun, dengan fokus akumulasi pada saham-saham blue chip yang memiliki prospek pendapatan yang jelas,” jelas [Simulasi: Muhammad Arifin], Kepala Riset [Simulasi: IDX Analytics].
III. Rekomendasi Bagi Investor
Analis menyarankan investor untuk tetap berpegang pada strategi jangka panjang, fokus pada perusahaan dengan rasio utang yang rendah, dan memanfaatkan momentum pelemahan harga saham jika terjadi koreksi pasca-pernyataan The Fed mendatang.

