Jakarta, 24 Oktober 2025 (cvtogel)— Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyatakan pengelolaan sampah menjadi refuse-derived fuel (RDF) dapat menekan pelepasan mikroplastik ke lingkungan, terutama dari praktik pengelolaan sampah yang buruk seperti pembakaran terbuka dan penumpukan di ruang terbuka. Kepala DLH DKI Asep Kuswanto menegaskan temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) soal mikroplastik di air hujan menjadi “alarm lingkungan” yang perlu direspons cepat dan kolaboratif.
Pernyataan itu muncul setelah laporan riset BRIN menunjukkan partikel mikroplastik terdeteksi di air hujan Jakarta, bahkan pada lokasi pesisir seperti Muara Angke terjadi peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. BRIN menyebut sumbernya antara lain serat sintetis pakaian, debu ban/kendaraan, sisa pembakaran sampah plastik, serta degradasi plastik di ruang terbuka.
Menurut DLH, menyalurkan fraksi mudah terbakar menjadi RDF dan mengolahnya di fasilitas industri yang terkontrol mengurangi risiko plastik terfragmentasi di lapangan lalu terbawa angin atau air hujan sebagai mikroplastik. DLH juga mengaku berkoordinasi dengan BRIN untuk memperluas pemantauan mikroplastik dalam udara dan air hujan melalui integrasi data lingkungan Jakarta.
Upaya itu ditopang oleh proyek RDF Rorotan di Jakarta Utara yang tengah memasuki tahap akhir uji coba. Pemerintah provinsi menargetkan fasilitas tersebut beroperasi penuh mulai November 2025 setelah rangkaian uji coba sejak Oktober, dengan skema peningkatan kapasitas bertahap. “Uji coba akan berlanjut hingga akhir Oktober 2025 dan mulai November 2025 ditargetkan siap beroperasi,” ujar Asep.
RDF Rorotan dirancang berkapasitas masukan 2.500 ton sampah per hari dan keluaran sekitar 875 ton RDF, sehingga diharapkan mengurangi beban pengiriman sampah ke TPST Bantargebang. Meski sempat mengalami penundaan karena keluhan bau saat uji coba, pemerintah pusat mendorong agar fasilitas ini segera tuntas demi mempercepat pengurangan sampah Jakarta yang mencapai sekitar 8.000 ton per hari.
Pemprov DKI menyebut RDF bukan satu-satunya solusi. Pengurangan plastik sekali pakai dan pemilahan dari sumber tetap menjadi prioritas, diiringi pemantauan kualitas udara dan air hujan serta kolaborasi dengan dunia usaha dan komunitas. “Upaya menjaga langit bersih dari mikroplastik adalah tanggung jawab bersama,” kata Asep.
Konteks: Wacana percepatan operasional RDF Rorotan terus disorot publik. Otoritas daerah dan pusat menegaskan proyek harus berjalan untuk menekan timbulan sampah, sementara para peneliti mengingatkan bahwa pengelolaan sampah yang lebih baik—termasuk RDF—berkaitan langsung dengan pengurangan risiko mikroplastik di udara dan hujan Jakarta.

